Siap
Mau
Laksanakan
Kata tersebut terngiang
di dalam otak saya, ketika berpikir sebuah perubahan, perubahan untuk
Indonesia. Tidak perlu terlalu jauh untuk berpikir perubahan seperti
apa yang saya maksud, pasti anda sendiri mampu mengerti dan sudah
tahu perubahan yang saya maksudkan.
Ya, Negara kita Indonesia
memang sangat membutuhkan banyak perubahan, bukan perubahan yang
kecil tetapi perubahan besar yang harus dimulai dari tiap -tiap
orangnya terlebih dahulu.
Hanya saja, kata itu
terngiang ketika saya berpikir mengenai calon pemimpin kita saat ini,
saya berharap akan ada perubahan ketika terpilihnya pemimpin yang
akan melaksanakan tanggung jawabnya, yang mencintai raknyatnya, yang
mengatasnamakan kepentingan rakyat daripada kepetingan pribadinya,
dan pemimpin yang mau mendengar dari pada memerintah sekehendak hati.
Jika nantinya kita susah memiliki pemimpin seperti itu, pertanyaan
akan kata-kata Siap, Mau dan Laksanakan itu yang terngiang di dalam
pemikiran saya.
Siapkah kita memulai
sebuah perubahan?
Maukah kita memulai
sebuah perubahan?
Melaksanakan aturan dan
peraturan yang akan dibuat
Maaf jika banyak yang
tersinggung dengan kata – kata saya selanjutnya, karena opini
masyarakat, terlebih teman – teman saya di dunia kerja yang katanya
mengaharapkan sebuah perubahan, merasa pesimis untuk adanya perubahan
tersebut, dgn alasan “walaupun pemimpin nanti sudah bersih dan
jujur bahkan mau mengerjakan amanat rakyat, belum tentu pengikutnya
mau”, sangat miris mendengar kata – kata tersebut, karena menurut
saya teman saya tersebut sedang menggambarkan kepribadian dia
sendiri. Banyak yang mengatakan saya naif sekali dengan segala cita –
cita saya, ketika saya mengatakan semua di mulai dari diri sendiri,
contohnya ketika saya mengatakan memiliki keinginan untuk ikut di
dalam ujian CPNS, mereka hanya tertawa dan mengatakan semoga saja,
karena yang terbersit di dalam pemiliran mereka pada saat dan mereka
katakan pada saya sendiri adalah “untuk masuk ke sana kamu harus
siapkan uang, okay mungkin ada 1 atau 2 orang yang masuk tanpa
bayaran, tapi praktek yang terjadi adalah kamu harus kerja di dalam
sana”.
Saya bingung dengan
perkataan mereka, karena jujur saja, saya mau masuk ke sana memang
untuk bekerja, memberi sebuah kontribusi yang kecil untuk negara
tempat saya di lahirkan, yang mungkin tidak akan terlihat ileh semua
orang, setidaknya saya memberikan kemampuan saya untuk negara saya,
jawaban yang saya lontarkan tersebut hanya di balas tertawaan saja.
Mereka kembali mengingatkan kalau itu hanya cita -cita yang akan
sulit ter-realisasi-kan, karena faktor lingkungan di dalamnya, yang
memang sdah mengakarat kebiasaan PNS yang maunya Absen, Duduk dan
Pulang. Untuk banyak orang mungkin sudah sanagtvmelihat fenomena
tersebut, tapi saya tetap bersikuku dengan jawaban saya, semua
tergantung pribadi awal seseorang, kalau di awal keingan untuk berada
di sana untuk bekerja, maka itu harusnya bisa di pertahankan.
Maka dari itu, pertanyaan
mengenai Kesiapan, Kemauan dan Melaksanakan itu terus berkecamuk.
Saya melihat fakta yang
bisa saya analisis sendiri dari lingkungan saya saat ini, dimana
banyak orang yang tidak siap untuk hidup benar, banyak orang yang
takut untuk hidup jujur dan banyak orang yang sama sekali tidak
mengenal sejarah bangsa Indonesia, tidak mencintai Indonesia.
(Sumber
gambar : http://hd.lubpedia.com/art-paint-wallpaper/)
Sama sekali tidak
memiliki rasa cinta terhadap tanah airnya, saya bertanya jika kamu
membaca tulisana saya ini, pernahkan kamu mendengan kata – kata
“kalau boleh milih aku pengen tinggal di Perancis saja, Aku kan
orang Amerika, atau kenapa aku gak di Lahirkan di Inggris saja dan
juga semacamnya”. Saya sendiri sangat sering mendengar hal itu,
sehingga memantapkan pendapat saya bahwa sebagian masyarakat
Indonesia ternyata tidak mencintai negaranya, terkhusus jika saya
melihat kehidupan pejabat - pejabat pemerintahan kita, bukannya
melaksanakan tugas malahan mengambil keuntungan dalam tiap yang
dikerjakan. Itukah yang dinamakan mencintai Indonesia, bukankah
mencintai memiliki makan untuk tidak menyakiti? Kembali lagi saya
bertanya siapkah kita mencintai Negara kita, atau maukah kita
mencintai Negara kita ini?
Saya cukup setuju dengan
perkataan seorang pemimpin akan berhasil jika yang dipimpin mau dan
mampu bekerjasama demi mewujudkan visi dan misi yang ada.
Siapkah kita memulai
sebuah perubahan? Siapkah anda hidup dalam integritas, siapkah anda
bekerja sama dengan sebuah kebenaran yang mungkin akan mengurangi dan
memangkas pemasukkan anda jika anda selama ini masih saja
mengharapkan uanag gratifikasi dalam pekerjaan anada?
Maukah kita memulai
sebuah perubahan? Maukah anda memulai untuk bersikap jujur dalam
semua bagian anada di ingkungan pekerjaan dan masyarakat ?
Melaksanakan aturan dan
peraturan yang akan dibuat. Mampukah anda melaksanakan bagian anda di
dalam kebenaran, dimana sudah jelas ada peraturan yang harus anda
taati?
Perubahan memang harus di
mulai dari pribadi, dan menularkannya kepada orang lain. Mencintai
berarti tdk ingin melihat yang dicintai sakit, jika anda mencintai
negara kita Indonesia, belajarlah untuk tidak menyakiti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar